Selasa, 09 April 2013

Sebaiknya Para Petani di Kuala Tungkal Sudah Harus Mencoba Menanam Pohon Jati Kebun

Dengan semakin anjloknya harga Kelapa di pasaran saat ini, sudah seharusnya masyarakat petani/perkebun di kuala tungkal untuk mencari pelarian tanaman perkebunan yang memiliki prospek ekonomi yang menjajikan untuk dimasa yang akan datang.

Berikut sedikit saya berikan gambaran salah satu tanaman alternatif yang bisa menjadi pilihan pera petani/pekebun di kuala tungkal yakni Pohon JATI KEBUN/Jati emas



Memang Tanaman ini tidak bisa dengan instan menghasilkan pendapatan bagi para petani namun cukup memerlukan jangka waktu, tapi apa sih yang gak mungkin kita lakukan di dunia ini, yang penting ada kemauan. Dimasa sekarang ini hutan kita sudah habis jadi gak ada harapan lagi deh mau ngambil kayu di hutan, solusinya ya....! kita harus tanam sendiri, pada umumya kan kebun kelapa masyarakat di kual tungkal ini lumayan luas jadi bisalah di antara pohon-pohon kelapa tersebut kita sisipkan tanaman jati ini itung2 investasi jangka panjang.

berikut saya berikan analisis usaha tanaman jati kebun :

Dalam analisa ini diambil contoh berkebun Jati Emas pada pekarangan dengan ukuran 25,00 m (panjang) x 25,00 m (lebar) atau seluas 500 m2 . Jarak tanam yang direkomendasikan 2,50 m sehingga pada tanah pekarangan tersebut dapat ditanami sebanyak 100 pohon Jati Emas.



Biaya / Modal
Biaya / modal yang dimaksud dapat dibedakan dalam beberapa jenis kegiatan dan penjadwalannya sebagai berikut :

Biaya Awal.
Pengadaan bibit Jati Emas (biji) : 100 x Rp.
17.500,00
= Rp.
1.750.000,00
Pupuk awal tanam : 100 x Rp.
5.000,00
= Rp.
500.000,00
Ongkos tanam : 100 x Rp.
2.000,00
= Rp.
200.000,00
Sub Total :
(a)
= Rp.
2.450.000,00

Biaya Pemeliharaan (selama periode 15 tahun).
Pemupukan berkala     : 17 x 100 x Rp.
500,00
= Rp.
850.000,00
Obat anti hama : 34 x 100 x Rp.
200,00
= Rp.
680.000,00
Pemeliharaan rutin : 5 x Rp.
600.000,00
= Rp.
3.000.000,00
Sub Total :
(b)
= Rp.
4.530.000,00

Biaya Panen.
Perijinan : 100 x Rp.
10.000,00
= Rp.
1.000.000,00
Penebangan : 100 x Rp.
10.000,00
= Rp.
1.000.000,00
Sub Total :
(c)
= Rp.
2.000.000,00

Total Biaya / Modal (a + b + c) : Rp. 8.980.000,00
(delapan juta sembilan ratus delapan puluh ribu rupiah)


Penghasilan
Perhitungan nilai penghasilan dilakukan sesuai dengan periodisasi penebangan, dalam hal ini penebangan dilakukan dalam 3 (tiga) tahap yaitu tahap pertama dalam rangka penjarangan sebanyak 40 batang, kemudian pada saat pohon berumur 10 tahun dilakukan penebangan sebanyak 30 batang dan terakhir sebanyak 30 batang lagi ditebang pada saat pohon berumur 15 tahun. Adapun nilai jual yang diperhitungkan adalah taksiran harga pada saat ini dan disetarakan dengan harga kayu kelas IV yang berkisar antara Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 3.750.000,- per meter kubik. Sebagai informasi tambahan bahwa menurut United Nation FAO Publication Forest Product Price patokan harga kayu jati dunia saat ini adalah sebesar US$ 1,400 ~ US$ 3.000 per meter kubik.

Penjarangan tahap I (5 th) : 0,38 x 40 x Rp.
1.000.000,00
= Rp.
15.200.000,00
Penjarangan tahap II (10 th) : 0,98 x 30 x Rp.
2.000.000,00
= Rp.
58.000.000,00
Penebangan akhir (15 th) : 1,96 x 30 x Rp.
3.000.000,00
= Rp.
176.000.000,00


Hasil penjualan/pendapatan dengan nilai saat ini adalah sebesar Rp. 249.200.000,-  
(dua ratus empat puluh sembilan juta dua ratus ribu rupiah)

Dengan demikian laba sebelum pajak adalah sebagai berikut :
Pendapatan total    =    Rp.    249.200.000,-
Biaya total    =    Rp.    8.890.000,-
Laba sebelum pajak    =    Rp.    240.310.000,-
(dua ratus empat puluh juta tiga ratus sepuluh ribu rupiah)

Skematika finansial budidaya Jati Emas (100 btg) :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar