Pada awal berdirinya tahun 1960, PERSISKO merupakan
sebuah perserikatan yang didukung perkumpulan sepak bola berada di
wilayah administrasi Kabupaten Sorolangun-Bangko atau Sarko. Dalam
perjalanannya,klub ini eksis sebagai salah satu kekuatan sepak bola di
Provinsi Jambi,meski tak sempat mengecap atmosfir Divisi Utama
Perserikatan.
Seiring dengan perubahan sistem kompetisi, ketika
PSSI menyatukan galatama dan perserikatan, Persisko tetap bertahan dan
menjadi klub. Meski secara organisasi, terdapat sejumlah klub kecil yang
menjadi kekuatan dasar bagi klub.
Gelombang reformasi dan
efouria otonomi daerah, secara tidak langsung turut berimbas pada
eksistensi Persisko. Pemekaran kabupaten Sarko menjadi Sorolangun dan
Merangin, tak ayal membuat Persisko terpuruk dalam kilas arsip sejarah
sepak bola di kedua kabupaten yang dimekarkan. Karena kedua pemerintah
kabupaten mendirikan klub baru pada tahun, sebagai interpretasi dan
eksistensi sepak bola lokal mereka di pentas nasional.
Hingga
tahun 2006, para mantan pemain Persisko dmotori oleh H Lukman Aima dan
kawan-kawan merasa prihatin atas kenyataan pahit yang harus dialami klub
yang sempat menjadi kebanggaan masyarakat Jambi ini, khususnya di
Sorolangun-Bangko. Merasa turut bertanggungjawab atas kelangsungan klub
yang sempat membesarkan namanya sebagai pemain bola, nama Persisko
Bangko diangkat dari puing-puing arsip sepak bola melalui Pengcab PSSI
Merangin.
Tahun 2006 juga menjadi langkah awal Persisko Bangko
kembali berkiprah di pentas sepak bola nasional. Secara bertahap namun
pasti, klub ini terus mengejar prestasi tanpa melupakan akar pembinaan
melalui SSB, mulai dari Divisi III Liga Indonesia Persisko bangko terus
merangkak, meski hanya digawangi oleh H Lukman Aima dan Yusra.
Ketika
memasuki musim kompetisi 2011-2012, Persisko Bangko mampu menembus
delapan besar, dan harus melakoni laga di Cilegon. Perjuangan keras yang
diperlihatkan tim yang mengandalkan pemain lokal Merangin Bangko,
sebagai pilar tim ternyata berhasil berapa pada posisi lima, artinya
Persisko bangko berhak atas satu tiket promosi Divisi Utama Liga
Indonesia.
Sejarah Sepak Bola JambiSatu-satunya
klub sepak bola asal Jambi yang mampu mensejajarkan diri dengan klub
sepak bola di pentas nasional, barulah PS Batang Hari. Klub ini mampu
bertahan di Divisi Satu PSSI, bahkan sangat diperhitungkan di wilayah
Sumatera beberapa tahun yang lalu.
Hanya saja, pada saat itu
regulasi terhadap sepak bola belumlah seketat saat ini. PS Batang Hari
termasuk dalam klub amatir yang bergabung dalam kompetisi Perserikatan
PSSI. Yang dari sisi pembiayaan masih mengandalkan pada bantuan
pemerintah daerah.
Pada akhir musim kompetisi 2011-2012, akhirnya
Persisko Bangko mampu mendobrak sejarah persepakbolaan di provinsi
Jambi. Sebagai klub pertama yang mampu menembus level Divisi Utama, atau
lapis awal klub professional Liga Indonesia.
Prestasi ini
membuktikan kepada publik sepak bola nasional bahwa Jambi sudah saatnya
diperhitungkan sebagai salah satu kekuatan baru sepak bola dari pulau
Sumatera. Bukan kerja mudah untuk mempertahankan prestasi ini.
Pinangan TanjabbarSebagai
klub professional, Persisko berhak untuk mengadakan kerjasama dan
perikatan dengan pihak manapun, selagi usaha untuk mempertahankan
eksistensi klub dalam atmosfir sepak bola nasional. Diatur dalam
regulasi, sebuah klub harus memiliki homebase yang memenuhi persyaratan
khusus mulai dari kelayakan stadion dan infrastruktur pendukung lainnya.
Keharusan
inilah yang membuat Bupati Tanjung Jabung Barat H. Usman Ermulan terus
melakukan pendekatan dengan pemilik Persisko yang sekaligus menjabat
Ketua Umum klub, secara gencar. Seluruh fasilitas yang dibutuhkan klub
disediakan pemerintah kabupaten, asal Persisko bersedia menjadikan
Tanjung Jabung Barat sebagai home base.
Pinangan yang tak mampu
ditampik H. Lukman Aima, beralasan demi kelangsungan klub, akhirnya pada
tanggal 1 Desember 2012 klub resmi bernama Persisko Tanjung Jabung
Barat. Seiring dengan penandatangan gentleman agreement (MOU) antara
klub yang diwakili H. Lukman Aima sebagai Ketua Umum dengan Pemerintah
Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang diwakili H. Usman Ermulan sebagai
Bupati.
Terhitung 1 Desember 2012, Persiko telah resmi menjadi
milik masyarakat Tanjung Jabung Barat. Tentunya sebagai klub
professional, Persisko Tanjabbar tidak diperkenankan menggunakan dana
APBD dalam melaksanakan kegiatannya. Disinilah peran
PemerintahTanjabbar, untuk mengoptimalkan seluruh potensi dunia usaha di
wilayah administrasi untuk bersama-sama memajukan Persisko Tanjabbar
sebagai IKON PEMBANGUNAN TANJABBAR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar